Kamis, 19 Agustus 2010

Upacara Puasa

Menjadi terasa unik ketika bertugas PP dalam acara Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih, Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke 65, di Alun-alun Purbalingga karena kebetulan pesertanya mayoritas sedang puasa, termasuk KSR pun puasa.
Kegiatan dimulai sekitar jam sembilan. Diawali dengan latihan penghormatan dsb. selama sepuluh menit.
Lalu di tengah sengatan matahari di bulan Romadhon ini diberi kesempatan istirahat di tempat barisan masing masing selama 10 menit.
Ketika Bapak Bupati hadir di lapangan sengatan semakin menyengat. Terutama siswa putri mulai tidak tahan, terpaksa ke belakang barisan dan cenderung harus ditandu. Beruntung petugas PP gabungan dari Dinas Kesehatan dan KSR cukup sigap. Para "pecundang" terawat di pos langganan, Hotel Nusantara.
Kali ini memegang rekor bagi kami dalam melaksanakan PP di kegiatan upacara. Sebanyak 42 orang yang harus dirawat.


Masih berbakti ulang di sore harinya. Penurunan Bendera, Aubade, matahari sudah tidak terasa teriknya. Namun upacara yang dimulai sekitar pukul 16.30 ini  pun ternyata ada 14 pasien yang harus kami rawat.
Kita tak perlu membayangkan bahwa pada 17 Agustus 1945 pun kebetulan di bulan romadhon juga. Namun kami yakin saat itu tidak ada satupun yang mengundurkan diri dari upacara karena sakit, atau karena "klemun-klemun. Sebab orang jaman dulu, walau barangkali kurang gizi namun karena ditempa kebiasaan dan semangat baja, mereka tetap tegar bersemangat.

Nah anak sekarang, pemuda kini, barangkali gizi terpenuhi namun sifat manja dan tidak punya kebiasaan hidup bersama alam membuatnya harus jadi pecundang diterpa situasi.
Bahkan ada yang berpendapat anak sekarang justru kekurangan gizi, asupannya tidak wajar, sebab makanannya cenderung yang mengandung saus, semacam batagor, bakso, somai, dan sebangsanya.

Hal petugas kami heran, tanggal 17 Agustus itu dekat sekali dengan tanggal 14 Agustus, sebagai Hari Pramuka. Namun seingat kami dalam setiap upacara umum di alun-alun Purbalingga, seperti kemarin,tidak ada satupun petugas pendukung dari anggota Pramuka, khususnya Saka Bhakti Husada untuk pertolongan pertama, Bhayangkara untuk keamanan.
Kenapa? Padahal dalam hal kegiatan dan terutama dana, Pramuka itu ibarat anak emas pemerintah. Kenapa tidak tampak kiprahnya di lingkup upacara semacam ini?

He, he, saya disentil ini. "Tidak usah menyinggung-nyinggung Pramuka" katanya, "Urusannya sendiri-sendiri!"
Okelah kalau begitu!

Barangkali pada tahun 2011 dan 2012, tanggal 17 Agustus-nya masih di bulan Romadhon. Kita berharap ada solusi nyata agar Upacara Bendera HUT RI ini dapat berjalan lebih nyaman. Seluruh peserta yang sedang berpuasa bisa senyaman para tamu undangan dan Pembina Upacara yang mendapat fasilitas kanopi atau "tratag" di saat mengikuti upacara.
Sekian!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

header

header